Daily Archives: Januari 18, 2013

LUAPAN AIR SUNGAI INI UJIAN , ADZAB, MUSIBAH ATAU RUTINITAS TAHUNAN

berikut ini adalah salah satu dokumentasi penulis

berikut ini adalah salah satu dokumentasi penulis

penulis saat di lokasi banjir

penulis saat di lokasi banjir

jakarta , jum`at 18 januari 2013 pukul 10:28 wib
kutulis artikel ini di atas loteng darurat rumah ku yang hanya berisikan 1 kamar dengan sebuah teras kecil di depanya, miris rasanya jika kulhat kondisi jalan di depan rumah, langit senantiasa murung, tak tampak seberkas cahaya pun yang menunjukan kecerahanya, “ayolah langit kemurunganmu adalah kegelisahan kami……” bisik ku didalam hati, ya benar langit jakarta memang selalu agak gelap akhir- akhir ini, hujan tak henti-hentinya menyelimuti kota yang kami cintai ini, gelisah ?…. ya memang kami betul betul gelisah, saat hujan turunlah hati kami benar – benar berdegup kencang, harapan kami hanyalah terletak pada satu kata “menyusut”, terdengar aneh memang, karena seiring menyusutnya air maka disanalah meluapnya harapan kami.
Kulihat langit mendung hari ini, sama seperti hari sebelumnya, dimana sebelum air mulai menggenangi jalan, halaman, teras hingga akhirnya mulai memasuki kamar – kamar kami, “BANJIR” sebuah kalimat yang tak asing lagi bagi anda tentunya, kulihat ketinggian saat ini sama saja dengan kemarin, tak ada perubahan, bahkan di dalam hatiku berkata “mungkinkah ketinggian air akan makin bertambah ?” terus terang inilah yang membuatku gelisah setiap menitnya, tidak ! bahkan tiap detiknya.
Listrik padam, aku yakin ini bukanlah sebuah ketidak sengajaan, ada yang kurang setuju listrik dipadamkan, tapi aku yakin adanya hal baik dibalik listrik yang padam saat ini, walaupun ada sedikit kesusahan diamana malam mulai menjelang, terlebih di saat air yang menggenang yang hampir sepinggang orang dewasa saat ini, tentunya serangga bahkan sampai kian santer terdengar bahwa adanya ular yang terbawa arus sampai ke pemukiman ditemukan oleh warga.
Repot memang bila banjir ini sampai mampir ke daerah kami, apalagi bila sampai menginap berhari hari hahahaha tapi mau di apakan lagi, apakah benar jakarta telah tidak layak lagi dijadikan ibukota negara ? ku kembalikan jawaban pada pembaca masing-masing.
Ku ambil banyak pelajaran dari hal ini, ketika ayah ku dengan sabar memindahkan satu demi satu barang ke atas lemari yang letaknya lebih tinggi dari air yang masuk dari arah depan, tidak sedetikpun kulihat diwajah beliau keputusasa`an, bahkan hanya dengan berdua dengan ku, kami mengangkat mesin jahit yang berbentuk kotak entah apa jenisnya dan itu berat, karena memang kebetulan ayah adalah seorang wirausaha kecil-kecilan yang bergerak di bidang garmen, dengan sabar beliau mengangkat satu demi satu barang bersama ku tanpa ada kata keluhan sepatah katapun dari mulutnya, ketegaran beliau benar-benar mencengangkan diriku hingga sampai saat ini.
Terus terang saya bukanlah orang yang paham tentang dunia struktur tata kota, drainase, perbetonan, pemahaman dalam hal cuaca dan lain-lain, tapi saya sendiri berharap setidaknya hal ini yang entah ujian atau bencana ini bisa di selesaikan, saya yakin banyak orang hebat nan profesional dalam hal ini di dalam negri ini, saya percaya betul akan hal itu, dan kami senantiasa berusaha semampu kami dalam merawat wilayah kami, dan kami paham betul dalam perawatan kota bukan hanya tanggung jawab pusat semata, tapi itu juga tanggung jawab kami sebagai warga .

IBD part 4

IBD PART 4
“KECEMASAN”
Sigmund Freud membagi kecemasan di dalam 3 hal yaitu
• Kecemasan Obyektif
• Kecemasan Neoritis (syaraf)
• Kecemasan Moril

1. Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dalam dinua luar .
2. Kecemasan neoritis (syaraf)
Timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah , dalam hal ini dibagi menjadi 3 macam, yakni :
 Cemas yang timbul karena penyesuaian linkungan
 Bentuk Ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia)
 Rasa gugup , gagap dan sebagainya .

3. Kecemasan moril
Kecemasan yang disebabkan pribadi seseorang dalam hal iri, benci, dendam, dengki, marah, bahkan gelisah dan cinta.
“KETIDAKPASTIAN”
Berasal dari kata “tidak pasti” yang bila dimaknai artinya tidak menentu, tidak dapat di tentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas.
Jika kita lihat, beberapa hal dibawah ini adalah beberapa hal penyebab terjadinya Ketidakpastian
Beberapa diantaranya adalah :
a. Obsesi
b. Phobia
c. Kompulasi
d. Hysteria
e. Delusi

a. Obsesi
Tentunya kita tidak asing lagi dengan kata yang satu ini, singkatnya ia adalah gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus.
Contoh :
seseorang terdorong menginginkan sesuatu dan ini selalu ada dalam benaknya akan tetapi ia masih belum tahu kapan terealisasinya.
b. Phobia
sebuah kata yang masih terdengar familiar di telinga kita, ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu tanpa tahu sebabnya.
Contoh :
Anak yang pertama kali melihat serangga yang menurut nya bentuk nya agak menjijikan di matanya akan tetapi kebanyakan atau beberapa orang menganggap nya biasa saja.
c. Kompulasi
Sepertinya untuk hal ini agak kurang populer terdengar oleh kita, baiknya kita lihat dulu apa itu kompulasi, adalah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, dan lain lain.
Contoh :
Kita ambil dari tidak mampu menguasai diri, terkadang seseorang merasakan kegelisahan yang sehingga membuat orang itu secara tidak sadar, kehilangan kendali atas dirinya sendiri
d. Hysteria
Jangan salah tanggap dulu ya, ini bukan wahana permainan yang ada di ancol itu hahaha *mentang-mentang rumah dekat ancol* baik mari kita lanjutkan, “hysteria” hal ini adalah adanya keraguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali – kali .

Contoh :
Anda melihat sebuah pagar yang agak lumayan sulit untuk dilewati, dan itu lebih dari satu baris pagar, Nah pada suatu saat ada sebuah hal yang anda tidak duga, misal anda di kejar oleh seekor anjing besar yang tidak sengaja berpapasan, sontak anda lari dan secara tidak sadar, anda telah melompati satu demi satu pagar yang anda anggap lumayan sulit untuk melewatinya, “berdasarkan pengalaman pribadi” hahaha, nah sampai anda terlepas dari pengejaran si anjing tadi, anda pun terheran – heran, dengan berkata “kok bisa ya…. saya melewati pagar – pagar yang tadi ? ” baik, kita lanjutkan ke point selanjutnya.
e. Delusi
Adalah menunjukan pikiran tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Dalam hal ini Delusi dibagi menjadi menjadi tiga bagian

• Delusi persekusi : menganggap keadaan sekitarnya jelek.
• Delusi keagungan : mengaggap dirinya orang paling penting dan besar.
• Delusi melancholis : merasa dirinya hina, bersalah, dan berdosa.

“HARAPAN”
Karena dalam penulisan ini saya di haruskan menuliskan sebuah harapan, maka ini lah harapan saya, sebagai anak laki – laki tunggal dalam keluarga, tentunya harapan keluarga sepenuhnya bertumpu pada diri saya, saya ingin lebih baik dari ayah saat ini, dan sekuat semampu saya khususnya dalam bidang disiplin ilmu yang sedang saya tempuh saat ini saya ingin menjadi sesuatu yang lebih baik dari beliau, dan seterusnya pesan ini akan saya sampaikan ke generasi setelah saya, sebagai mana ayah secara tidak langsung berpesan akan hal ini terhadap saya, dan saya memahami, hal ini bertujuan mengangkat harkat dan martabat keluarga sepenuhnya, karena saya meyakini bahwa ilmu dapat mengangkat derajat sesorang sebagai mana tertera dalam surat Al mujadillah ayat 11.
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Q.S. Al Mujaadilah Ayat 11

“KEPERCAYAAN”
teori-teori tentang kepercayaan :
Kepercayaan berasal dari kata percaya, yang artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
– Teori Konsistensi :
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

Contoh : Manusia diciptakan oleh Tuhan YME dan suatu saat pasti meninggal.
– Teori korespodensi :
Teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Contoh : Indonesia adalah negara kepulauan dengan Jakarta sebagai Ibukotanya.
– Teori Pragmatis :
Kebenaran pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Sebersit Angan

R. Widura Abiseka.

Helmy Munandar

SEMOGA BERMANFAAT

My Activities

A topnotch WordPress.com site

As_syuhada

إذا صدق العزم وضح السبيل ^_^